Kursi seperti apa yang kita butuhkan? Pertanyaannya sebenarnya adalah, “Kehidupan seperti apa yang kita butuhkan?”
Kursi merupakan simbol wilayah bagi masyarakat. Di tempat kerja, ini mewakili identitas dan status; di rumah itu mewakili wilayah individu; di depan umum, ia menggantikan beban tubuh dengan kaki, sehingga memungkinkan orang bernapas. Secara psikologis, masyarakat membutuhkan tempat duduk dan mencari suatu wilayah dimana ia dapat ditempatkan, sehingga tempat duduk tersebut akan diberi makna sosial. Tempat duduk dan cara duduk bukanlah suatu aktivitas fisiologis yang sederhana, seringkali merupakan bagian dari aktivitas sosial. Duduk di tempat yang terdapat lebih dari dua orang, Timur dan Barat berbeda, dan tidak sopan duduk di tempat yang tidak pantas.
Dan arti cara duduk juga tak kalah berwarna.
Negara-negara Timur dan Barat memiliki model kursi klasik masing-masing yang membuat mereka dudukdengan serius. Pelat belakang yang tegak pada salah satu kursi menjadikan tubuh seseorang bermartabat dan serius, hal ini menuntut adanya perilaku yang harus dipatuhi, tetapi juga untuk membentuk identitasnya sendiri. Ini menarik.
Ada banyak kasus di mana orang bisa bersantai dan duduk di negara-negara Timur dan Barat. Evolusi postur duduk bukan karena perubahan gen fisiologis manusia, tetapi karena manusia memiliki tuntutan yang berbeda terhadap keinginannya sendiri.
Kursi yang memungkinkan tubuh berpose dalam berbagai postur memungkinkan penghuninya mengekspresikan berbagai emosi. “Karena kursinya apa adanya, saya tidak bersalah atas perasaan seperti itu.” Dengan penegasan nilai-nilai individu oleh modernisme. Terpenuhi sepenuhnya.
Imajinasi desainer modern pada kursi dibagi menjadi beberapa tingkatan:
Apa saja tampilan berbeda, termasuk bahan, warna, dan garis yang dapat menyampaikan emosi dan nilai?
Kebutuhan seperti apa yang dapat dicapai dengan gaya duduk yang berbeda?
Berapa banyak sisi seseorang yang dapat dipecah oleh tempat duduk yang berbeda?
Meskipun desain memiliki tanggung jawab untuk memuaskan keinginan, namun cara memuaskannya memerlukan kebijaksanaan. Di era baru, kita dihadapkan pada kemerosotan lingkungan alam, semakin intensifnya konflik beradab, persaingan pasar global, dan nilai-nilai serta sarana masa lalu tidak cukup membantu kita memperoleh sumber daya pembangunan berkelanjutan. Jadi apa arah upaya desain? Nilai apa yang perlu diciptakan oleh desainer generasi baru?
Mereka yang dipilih oleh zaman bertanggung jawab atas pilihan zamannya.
?
Waktu posting: 30 Mei 2019